MEKANISME REAKSI BERSAING SN1 DAN E1
Halooo sobatt chemistryyy!!!
Kembali
lagi di blog Kimia Organik II yang akan membahas mengenai “Mekanisme Reaksi
Bersaing SN1 dan E1. SN1 dan E1 adalah reaksi bertingkat dan juga bersaing satu
sama lain. Kedua reaksi ini dimulai dengan langkah pembatas laju pembentukan
karbokation yang sama dari senyawa RX. Karbokation (R +) adalah karbon
intermediet kekurangan elektron yang sangat reaktif yang biasanya mengikuti
salah satu dari tiga jalur yang mungkin mengarah ke dua hasil akhir: 1.
menambahkan nukleofil atau 2. kehilangan atom hidrogen beta. Jalur persaingan
tambahan untuk zat antara karbokation adalah penataan ulang, di mana atom-atom
dalam karbokation mengubah posisi untuk membentuk karbokation yang serupa atau
lebih stabil. Setelah terbentuk, karbokation akan dianalisis. Dan langkah
terakhir adalah menambahkan nukleofil pada karbon karbokation (SN1) atau untuk
bereaksi dengan basa pada atom hidrogen beta (E1).
Mekanisme E1 hampir identik dengan mekanisme SN1, hanya berbeda dalam reaksi yang diambil oleh zat antara karbokation. Seperti yang ditunjukkan oleh persamaan berikut, beta-hidrogen yang mengandung karbokation dapat berfungsi baik sebagai asam Lewis (elektrofil), seperti pada reaksi SN1, atau asam Brønsted, seperti pada reaksi E1.
Sehingga,
hidrolisis tert-butil klorida dalam pelarut campuran air dan asetonitril
menghasilkan campuran 2-metil-2-propanol (60%) dan 2-metilpropen (40%) pada
laju yang tidak bergantung pada konsentrasi air. Alkohol adalah produk dari
reaksi SN1 dan alkena adalah produk dari reaksi E1. Karakteristik dari kedua
mekanisme reaksi ini serupa, seperti yang diharapkan, menunjukkan kinetika urutan
pertama, tidak banyak yang dipengaruhi oleh perubahan nukleofil / basa dan
keduanya relatif non-stereospesifik.
(CH3)3C
- Cl + H2O ——> [(CH3)3C (+)] + Cl (-) + H2O
——> (CH3)3C - OH + (CH3)2C = CH2
+ HCl + H2O
Ketika
zat antara karbokation terbentuk, maka untuk bereaksi lebih lanjut dengan satu
atau lebih mode diharapkan sebagai berikut:
- Kation dapat berikatan dengan nukleofil untuk menghasilkan produk substitusi.
- Kation dapat mentransfer beta-proton ke basa, menghasilkan produk alkena.
- Kation dapat berubah menjadi karbokation yang lebih stabil.
PERMASALAHAN :
- Apa yang menyebakan kation dapat berikatan dengan nukleofil sehingga dapat menghasilkan produk substitusi ?
- Bagaimana proses pada kation pada saat mentransfer beta-proton ke basa sehingga dapat menghasilkan produk alkena ?
- Jelaskan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kation dapat berubah menjadi karbokation yang lebih stabil ?
Baiklah saya sayida harahap Nim A1C119088 izin untuk menjawab permasalahan nomor 1. Kation memiliki sifat positif dan Nukleofil bersifat negatif. Itu artinya anatara nukleofil akan tertarik kuat kedaerah yang bermuatan positif (kation). Setelah Nukleofil mengikat Kation maka akan terjadi ikatan yang menghasilkan kestabilan. Oleh karena itu gugus pergi bisa digantikan oleh nukleofil, sehingga terjadinya reaksi substitusi. Sekian terimakasih.
BalasHapusHalo elisaa..
BalasHapusSaya Indah Triana Rezky A1C119025 akan menjawab permasalahan no.2
menurut saya proses pada kation pada saat mentransfer beta-proton ke basa sehingga dapat menghasilkan produk alkena yaitu dimana stereoselektivitas produk adalah dari sisi mana Cl - akan menyerang bergantung pada jenis alkena yang diterapkan dan kondisi reaksi. Setidaknya, dari dua atom karbon mana yang akan diserang oleh H + biasanya ditentukan oleh aturan Markovnikov . Jadi, H + menyerang atom karbon yang membawa lebih sedikit substituen sehingga karbokation yang lebih stabil (dengan substituen yang lebih stabil) akan terbentuk.
Terimakasih..