MEKANISME REAKSI ELIMINASI E2

 

Halooo teman-temann semuaaaa!!!

Apa kabarnya nihh? Semoga selalu dalam keadaan sehat yaa. Adapun materi Kimia Organik II kali ini yang akan kita bahas yaitu mengenai “Mekanisme Reaksi Eliminasi E2”. Perlakuan alkil halida (RX) dengan basa kuat seperti kalium etoksida menghasilkan alkena melalui eliminasi hidrogen halida (HX). Reaksi tersebut, yang dikenal sebagai eliminasi bimolekuler, atau reaksi E2, biasanya dianggap sebagai proses yang benar-benar sinkron tanpa perantara yang terdeteksi (Gambar 1)

Gambar 1.

Pada tahun 1952, Shiner dengan menentukan efek isotop pada laju reaksi ketika atom β-hidrogen dari isopropil bromida digantikan oleh deuterium (Gambar 2). Isopropil bromida-d 6 dibuat dalam dua langkah: reduksi aseton-d 6 dengan litium aluminium hidrida menghasilkan isopropil alkohol-d 6 , yang mengalami reaksi dengan fosfor bromida untuk menghasilkan isopropil bromida-d 6 dengan kandungan D yang tinggi.

Gambar 2. Substrat berlabel deuterium.

Jika suatu reaksi melibatkan pelepasan atom hidrogen dalam langkah penentu laju, hal itu akan menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam laju penghilangan protium atau deuterium. Studi kinetik dilakukan dengan memperlakukan isopropil bromida biasa atau berlabel deuterium dengan natrium etoksida dalam etanol (Gambar 3).

Gambar 3. Efek isotop kinetik dalam reaksi E2

Data kinetik menunjukkan bahwa reaksi eliminasi melambat cukup untuk isopropil bromide-d 6 dibandingkan dengan bromida isopropil biasa. Disimpulkan bahwa eliminasi β-hidrogen merupakan langkah penentu laju reaksi.

Satu catatan singkat harus dibuat tentang reaksi substitusi. Ketika isopropil bromida diolah dengan natrium etoksida, produk reaksi SN2 dibentuk sebagai produk minor ( Gambar 4). Tidak ada KIE yang diamati, menunjukkan bahwa ikatan αC – H tidak terlibat dalam keadaan transisi. 

Gambar 4. Efek isotop kinetik dalam reaksi SN2.


Contoh lain dari reaksi E2 adalah studi yang dilakukan oleh Saunders dan Edison (Gambar 5). Dekarboksilasi garam natrium dari ester fenilmalonat dalam deuterium oksida diikuti oleh reduksi LiAlH 4 menghasilkan 2-feniletanol-2,2-d 2 . Urutan reaksi O-tosilasi dan substitusi bromida menghasilkan bromida 6D yang dibutuhkan .

Gambar 5. Substrat berlabel deuterium.

Dengan substrat berlabel deuterium di tangan, reaksi eliminasi E2 dilakukan dalam etanol dengan natrium etoksida sebagai basa (Gambar 6). Seperti yang diharapkan, KIE besar 7,11 teramati. Hasil menegaskan bahwa abstraksi proton adalah langkah penentu laju dalam reaksi E2.

Gambar 6. Efek isotop kinetik.
PERMASALAHAN:

  1. Apa yang akan terjadi apabila suatu reaksi melibatkan pelepasan atom hidrogen dalam langkah penentu laju ?
  2. Bagaimana cara menguji validitas mekanisme reaksi E2 ?
  3. Mengapa pada reaksi eliminasi E2 ini berada dalam keadaan transisi ?

Komentar

  1. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
    Saya Astri Andriyani A1C119081 akan menjawab permasalahan pada nomor 3.

    Pada reaksi eliminasi E2 ini berada pada keadaan transisi yang mana kita ketahui pada keadaan transisi ini merupakan keadaan Dimana terjadinya pemutusan ataupun pembentukan ikatan sehingga terjadinya keadaan yang tidak stabil dengan adanya energi transisi. Oleh karena itu pada ada reaksi eliminasi E2 ini melalui adanya keadaan transisi untuk dapat menyusun kembali ikatan-ikatan yang ada pada molekul yang menjalani reaksi eliminasi E2 sehingga pada akhir reaksi akan dihasilkan produk yang stabil. Selain itu reaksi eliminasi E2 ini berada dalam keadaan transisi disebabkan oleh adanya ketidakstabilan pada molekul tersebut akibat dari reaksi eliminasi E2 sehingga berada dalam keadaan transisi atau perpindahan dari molekul semula yang yang menjalani reaksi eliminasi E2 sehingga menghasilkan suatu produk yang baru.
    Terimakasih..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEKANISME REAKSI REDUKSI PADA BERBAGAI SENYAWA ORGANIK

MEKANISME REAKSI BERSAING SN1 DAN E1

MEKANISME REAKSI OKSIDASI PADA BEBERAPA SENYAWA ORGANIK